Selasa, 22 April 2014

Manusia dan Kebudayaan


Manusia merupakan mahkluk social ciptaan Tuhan yang memiiki hubungan dengan sesame manusia, alam dan dengan Tuhannya. Kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan/perilaku yang sudah membudidaya/melekat pada diri manusia. Manusia dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Manusia akan menciptakan sesuatu hal yang kemudia akan menjadi suatu kebiasaan di dalam lingkungan masyarakat. Dan kebiasaan itu bisa disebut juga dengan suatu kebudayaan.
Kebudayaan diciptakan dari dan untuk manusia itu sendiri. Disini saya ambil contoh budaya antri. Budaya antri sudah dilakukan orang-orang sejak zaman dahulu. Bagi kita yang melakukannya, budaya antri memberikan manfaat diantaranya melatih kesabaran, melatih kedisplinan, membuat perdamaian. Seandainya saja kita membeli tiket kereta api tidak dengan mengantri bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, orang-orang akan berebutan dan tentunya akan menimbulkan percekcokan satu sama lain.
Contoh lain dari manusia dan kebudayaan ialah manusia dengan segala aturan adat istiadat daerahnya. Terkadang sebagai manusia ada perasaan tidak ingin mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh adat istiadatnya, namun apa daya kita harus mengikutinya agar kita tidak dikucilkan oleh lingkungan sekitar. Misalnya saja aturan masyarakat bahwa anak perempuan tidak boleh pulang larut malam karena sangat tidak etis. Sebagai manusia yang patuh pada aturan kita harus mengikutinya padahal perempuan dan laki-laki yang membedakan hanyalah gender (jenis kelamin) nya selebihnya sama saja.
Setiap manusia harus mempertahankan kebudayaan yang dimiliki wilayah atau negaranya. Keberadaan kebudayaan Indonesia sudah mulai tersingkirkan oleh kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin modern kebudayaan bangsa kita mulai menghilang di masyarakat. Hal ini membuat kebudayaan kita sering diakui oleh negara lain. Banyak sekali kebudayaan kita yang diakui negara lain, mulai dari Angklung, Reog Ponorogo, Kain Ulos, Batik hingga makanan seperti rendang dan tempe. Hal ini menimbulkan perselisihan antara kedua belah pihak.