PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH
PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP ANAK
BALITA
Disusun Oleh
Shinta Janati Mirawanti
18113452
3KA07
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada zaman dahulu orang yang mampu
membeli smartphone hanyalah orang golongan menengah keatas, akan tetapi pada
kenyataan sekarang orang yang berpenghasilan pas-pasan saja mampu membeli smartphone.
Beberapa tahun yang lalu smartphone juga banyak di pakai oleh para pebisnis
dari kalangan menangah ke atas. Alasan mereka menggunakan smartphone adalah
untuk berkomunikasi dalam bisnis mereka.
Namun seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin modern, kini smartphone bukan lagi hanya sebuah barang yang
digunakan untuk berkomunikasi melainkan sudah seperti barang yang wajib
dimiliki oleh setiap orang termasuk anak-anak. Anak-anak di zaman sekarang
sangat mahir mengoperasikan smartphone. Bahkan anak usia balita atau anak usia
dibawah 5 tahun dapat mengoperasikan smartphone hanya dengan melihat dan
mencontoh orang disekitarnya. Sangat berbeda dengan anak-anak di zaman era
tahun 90-an yang sama sekali tidak mengenal smartphone. Dan yang lebih
memprihatinkan orang tua dengan sengaja mengajari serta memperbolehkan
putra-putrinya mengoperasikan smartphone.
Itulah yang menyebabkan saya
mengangkat tema “Pengaruh Smartphone terhadap Anak Balita”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, identifikasi masalahnya meliputi dampak yang ditimbulkan pada diri
anak yang mengoperasikan smartphone.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh diatas, maka
batasan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada penggunaan dan pengaruh
smartphone bagi anak dibawah 5 tahun maka meliputi diantaranya :
1.
Dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan
pada diri anak yang mengoperasikan smartphone
2.
Mengatasi ketergantungan anak balita terhadap
penggunaan smartphone
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah ditentukan
maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1.
Bagaimana dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan pada diri anak yang mengoperasikan smartphone
2.
Bagaimana mengatasi ketergantungan anak balita
terhadap penggunaan smartphone
1.5 Tujuan Penelitian
1)
Untuk mengetahui bagaimana dampak positif dan dampak
negatif yang ditimbulkan pada diri anak yang mengoperasikan smartphone
2)
Untuk mengatasi ketergantungan anak balita terhadap
penggunaan smartphone
1.6 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada pembaca, khususnya para orang tua yang
memiliki anak usia dibawah 5 tahun mengenai dampak yang ditimbulkan atas
penggunaan smartphone serta cara mengatasi ketergantungan smartphone terhadap
anak.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Definisi
Smartphone
Smartphone atau ponsel cerdas
adalah telepon
genggam yang
mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.
Belum ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa
orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat
lunaksistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan
mendasar bagi pengembang aplikasi.
Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang
menyajikan fitur canggih seperti surel (surat
elektronik), internet dan kemampuan membaca buku
elektronik (e-book)
atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan
penyambung VGA.
Dengan kata lain, ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai
kemampuan sebuah telepon.
Pertumbuhan permintaan akan alat canggih
yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan besar dalam pemroses, ngingatan, layar
dan sistem
operasi yang di luar dari
jalur telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
Menurut David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS,
"Ponsel cerdas dapat dibedakan dengan telepon genggam biasa dengan dua
cara fundamental, yakni bagaimana mereka dibuat dan apa yang mereka bisa
lakukan." Pengertian lainnya memberikan penekanan perbedaan dari dua
faktor ini.
Menurut Sacha Wunsch-Vincent pada Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, "Dengan menggunakan ponsel
cerdas hanya merupakan sebuah evolusi dari jenjang-jenjang evolusi, jadi
kemungkinan alat ini pada titik tertentu akan menjadi lebih kecil dan kita
tidak akan menyebutnya telepon lagi, tetapi ia akan terintegrasi. Kesepakatannya
di sini adalah untuk membuat alat ini menjadi se-tidak terlihat mungkin, antara
anda, dan apa yang anda ingin lakukan."
Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai
ponsel cerdas menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur,
kebanyakan ponsel cerdas mendukung sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi
pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan miniatur papan ketik
QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera,
pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras,
kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat
klip video, penjelajah internet, atau hanya sekedar akses aman untuk membuka
surel perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh Android dan iPhone. Fitur yang
paling sering ditemukan dalam ponsel cerdas adalah kemampuannya menyimpan daftar
nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai
batasan maksimum penyimpanan daftar nama.
Seperti yang diketahui, saat ini
perkembangan smartphone di Indonesia
pertumbuhannya cukup pesat. Bahkan peminat smartphone di
Indonesia semakin bertambah dan hampir semua kalangan masyarakat gemar
menggunakan smartphone.
Beberapa perusahaan smartphone kini tengah berlomba-lomba untuk
mengembangkan produk dengan keunggulan masing-masing. Jadi bisa dipastikan dari tahun ke tahun smartphone selalu muncul dengan
menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.
Definisi Anak Balita
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan
salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang
usia dimulai dari 2 sampai dengan 5 tahun,
atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode
usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Sedangkan di Indonesia, umumnya anak balita mengikuti
program Tempat Penitipan Anak, Taman Pendidikan al Quran, dan Kelompok Bermain atau
Play Group.
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa
yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa
ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan
pertumbuhan intelektual. (Mitayani, 2010)
Disadari
atau tidak kebiasaan lingkungan terhadap anak balita akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Pada saat ini seiring berkembangnya teknologi, banyak sekali yang
berpengaruh pada anak salah satunya adalah penggunaan smartphone. Smartphone
sangat mudah sekali menarik perhatian dan minat anak balita dan sudah menjadi
hal yang biasa jika anak balita saja sudah memakai smartphone dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu peran orang tua sangat penting dalam perkembangan teknologi
yang sangat maju di zaman sekarang ini.
Berbagai penelitian dari kedokteran
maupun dunia psikolog mengenai dampak smartphone telah dilakukan.
Smartphone memiliki pengaruh besar
terhadap kehidupan manusia, demikian pula terhadap anak-anak. Dari segi psikologis,
masa kanak-kanak adalah masa keemasan dimana anak-anak belajar mengetahu apa
yang belum diketahuinya. Jika masa kanak-kanak sudah tercandu dan terkena
dampak negatif oleh smartphone, maka
perkembangan anakpun akan terhambat khususnya pada segi prestasi. Berikut ini diuraikan dampak positif dan dampak
negatif yang ditimbulkan pada anak balita yang mengoperasikan smartphone.
Dampak Positif
Ø
Memberikan pengetahuan baru
Ø
Meningkatkan kreatifitas anak
Ø
Meningkatkan konsentrasi
Ø
Meningkatkan kemampuan belajar anak
Ø
Meningkatkan kemampuan anak dalam
berbahasa asing
Dampak Negatif
Secara akademis :
Ø Cenderung menginginkan hasil yang serba cepat
dan instan serta tidak menghargai suatu proses
Ø Minat membaca buku pada anak akan berkurang
sebab semua yang dibutuhkannya sudah tersedia di dalam smartphone
Ø Minat anak untuk belajar menulis dan
berhitung akan berkurang sebab anak lebih tertarik pada smartphone yang memiiki
banyak permainan
Secara sosial :
Ø Komunikasi verbal pada anak akan berkurang.
Anak cenderung bersikap individuais dan egosentris.
Ø Anak menjadi tidak peka atau tidak peduli
dengan lingkungan sekitar karena perhatiannya hanya tertuju pada smartphone
Ø
Anak
akan kurang bisa mengekspresikan dirinya karena jarang berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya
Selain dampak-dampak
negatif diatas permainan pada smartpone
yang lebih menarik akan membuat anak kecanduan dalam mengoperasikan smartphone,
sehingga tidak baik untuk kesehatan fisik diantaranya seperti efek bagi mata,
posisi duduk yang salah serta efek radiasi smartphone yang sangat berbahaya
bagi tumbuh kembang anak.
Cara mengatasi ketergantungan anak balita terhadap
penggunaan smartphone
1) Pilih konten (isi) smartphone yang
berkualitas sesuai dengan usia anak
2) Batasi penggunaan smartphone untuk
anak yaitu hanya 30 menit hingga 1 jam per hari
3) Imbangi penggunaan smartphone
dengan aktivitas fisik anak misalnya mengajak bermain bersama, membacakan dongeng
anak, belajar membaca, menulis, dan berhitung
4) Jangan terus menerus memberikan smartphone tablet
kepada anak hanya untuk membuat mereka ‘tenang’ sendiri.
5)
Mulai ajarkan kepada
anak bagaimana fungsi smartphone yang sebenarnya yaitu untuk berkomunikasi
dengan orang lain
6)
Sebagai orang tua
jadilah contoh yang baik dengan tidak menggunakan smartphone ketika sedang
berada di dekat anak
2.2 Hipotesis
Smartphone pasti akan
sangat berpengaruh pada anak. Contohnya penggunaan smartphone akan berpengaruh
pada psikologi anak. Adanya gangguan Psikomotorik dan stabilisasi emosi pada
anak balita (usia 2 - 5 tahun).
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Populasi
yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Play Group Cahaya Titis sebanyak
30 anak.
3.1.1 Sampel
Sampel
penelitian ini adalah sebagian dari anak Play Group Cahaya Titis yang memenuhi
kriteria, yaitu berusia 2 – 5 tahun.
3.1.2 Tempat
Play Group
Cahaya Titis
Alamat Jl Raden
Sanim Blok H, Tanah Baru - Depok
3.1.3
Waktu
Penelitian
dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2015
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode deskriptif yang menitikberatkan pada observasi dan suasana
ilmiah, yaitu dengan mencari teori yang berhubungan dengan tema penelitian,
melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu (yaitu
anak usia 2 – 5 tahun), kemudian mengumpulkan informasi aktual secara rinci
serta mengidentifikasi atau menganalisa kondisi yang ada.
Metode deskriptif pada penelitian
ini dilakukan dengan cara membagikan lembar quisioner kepada orang tua dan
melakukan tanya-jawab secara lisan dengan anak untuk mengisi quisioner tersebut.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :
1)
Meminta ketersediaan orang tua untuk
menjadi responden
2)
Membagikan lembar quisioner kepada
orang tua
3) Melakukan
tanya-jawab dengan anak untuk mengisi quisioner.
Pada
tahap ini orang tua yang mengisi quisioner, si anak hanya memberikan jawaban
secara lisan.
3.3 Instrumen Penelitian
Ø Lembar quisioner
Ø Wawancara secara lisan
3.4 Teknik Analisis Data
Quisioner dianalisa dan dihitung guna memperoleh data dan
membuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA