Sabtu, 14 November 2015

BAHASA INDONESIA
Penalaran





Kelompok 1
Dwi Nur Rahmawati (12113684)
Shinta Janati M (18113452)
3KA07

Dosen
Sangsang Sangabakti

Sistem Informasi
Universitas Gunadarma


Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran merupakan proses berpikir manusia yang menghubungkan atau mengaitkan data dan fakta yang ada sehingga memperoleh suatu kesimpulan.  Fakta dan data yang akan digunakan dalam penalaran itu bisa bernilai benar atau salah.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen. Kesimpulannya, pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Aktivitas berpikir manusia saling berkaitan, sebab tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Ciri-ciri dan Syarat-syarat Penalaran
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
§      Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
§      Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
§      Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Syarat-syarat Penalaran ada 2, antara lain :
§      Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
§      Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar, benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Tahap-tahap Penalaran
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
1)      Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
2)      Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
3)      Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
4)      Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
5)      Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar