Eksistensi
Bahasa Indonesia di era Globalisasi
Bahasa
merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan
dari individu satu ke individu lainnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pemersatu
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa ‘ibu’. Di abad 20-an
seperti sekarang ini, bahasa Indonesia sudah mulai tergerus oleh zaman. Bahasa
Indonesia sudah tergantikan posisinya oleh ‘bahasa gaul’ yang sudah digunakan
sebagai bahasa sehari - hari oleh masyarakat. Padahal seharusnya suatu bahasa
merupakan jati diri dari suatu bangsa. Bahasa gaul atau bahasa prokem itu
sendiri adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di
Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut
sebagai bahasa gaul (Wikipedia). Contoh bahasa gaul seperti kata ‘tajir’ yang
merupakan sebutan lain untuk kata ‘kaya’ dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya
bahasa gaul ini sudah pasti akan menghilangkan eksistensi bahasa Indonesia
sebagai jati diri bangsa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang tidak
semestinya seharusnya sudah mulai dihindari oleh masyarakat, khusus oleh kaum
muda yang sudah sangat terbiasa menggunakan bahasa ini. Menghindari bahasa
Indonesia dapat dilakukan denga cara menanamkan kecintaan dalam diri generasi
bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa yang
digunakan dalam sehari - hari.
Disamping
bahasa gaul, adanya era globalisasi mengharuskan masyarakat Indonesia belajar
menggunakan bahasa standart Internasional (yaitu bahasa Inggris). Hal ini
membuat masyarakat Indonesia merasa malu atau merasa ketinggalan zaman jika
tidak dapat menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Masyarakat
cenderung lebih memilih belajar dan mendalami bahasa asing, ketimbang harus
belajar dan mendalami bahasa Indonesia yang sejatinya merupakan bahasa nasional
bangsa Indonesia. Masyarakat akan merasa bangga jika mahir dalam berbahasa
asing, masyarakat tidak terlalu memikirkan bahwa bahasa Indonesianya saja masih
belum sempurna. Dengan adanya kemajuan teknologi pada era globalisasi juga
membuat penaruh yang cukup besar terhadap penggunaan bahasa asing di Indonesia.
Gadget yang semakin canggih membuat orang semakin terpengaruh untuk menggunakan
bahasa asing yang digunakan sebagai bahasa sehari - hari.
Adanya
bahasa gaul saja sudah mengurangi eksistensi bahasa Indonesia, ditambah lagi
bahasa asing yang akan semakin mengurangi eksistensi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional yang digunakan sehari - hari. Supaya terlihat tidak ketinggalan
zaman, banyak masyarakat yang mencampur adukan penggunaan bahasa Indonesia,
bahasa gaul, dan bahasa asing. Terlebih lagi generasi muda semakin banyak yang
menggunakan ketiga bahasa ini sekaligus. Media elektronik seperti televisi dan
radio yang seharusnya bisa memberikan pengaruh yang baik bagi masyarakat,
justru sudah mencampur adukan ketiga bahasa ini. Media elektronik seolah tidak
menyaring penggunaan bahasa yang tidak semestinya digunakan dan ditayangkan
kepada masyarakat. Media elektronik seharusnya dapat menjadi contoh teladan
bagi masyarakat dengan menggunakan bahasa Indonesia saja.
Bagaimana
supaya eksistensi bahasa Indonesia tidak memudar bahkan menghilang di era
globalisasi ini? Mudah saja, masyarakat harus dapat teguh berpendirian
untuk menggunakan dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari - hari.
Masyarakat tidak boleh malu untuk menggunakan bahasa indonesia. Hindari
mencampur adukan bahasa Indonesia, bahasa gaul dan bahasa asing dalam aktifitas
sehari - hari. Masyarakat harus bisa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
asing sesuai porsinya masing – masing dan di waktu dan tempat yang sesuai juga.
Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah - sekolah dan di instansi - instansi
pendidikan juga harus semakin ditingkatkan, terlebih lagi di rumah dan keluarga.
Sebab rumah dan keluarga merupakan tempat pertama anak untuk belajar dalam
segala hal. Dengan kiat - kiat tersebut akan mengembalikan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang digunakan dalam aktifitas sehari - hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar