Perjuangan menjadi Asisten Laboratorium
Aku adalah seorang mahasiswi Universitas Gunadarma jurusan Sistem Informasi tahun angkatan 2013. Selama berkuliah, aku merasakan cukup berat
menjadi mahasiswa. Berangkat pagi - pulang sore rasanya sudah biasa, belum lagi
ditambah jadwal praktikum yang harus ku ikuti. Tetapi untunglah jadwal kuliah
Universitas Gunadarma tidak terlalu padat. Selama seminggu jadwal kuliah dan
jadwal praktikum hanya 4-5 hari saja, sehingga ada 1 - 2 hari yang kosong
(libur). Terkadang jadwal kuliah atau praktikum juga hanya setengah hari saja,
contohnya dari pagi - siang atau siang - sore. Aku yang setiap harinya sepulang
kuliah langsung pulang ke rumah tidak ada aktifitas lain atau istilah anak muda
‘kupu-kupu’ (kuliah-pulang kuliah-pulang), mulai merasa bosan. Hingga aku
memutuskan untuk mencari pengalaman baru diluar jadwal kuliah ku. Aku
mengetahui bahwa di setiap laboratorium kampus terdapat kakak - kakak asisten
yang menjadi tutor (pengajar) yang setiap bulannya akan mendapatkan penghasilan
(gaji). Aku pun tertarik untuk melamar menjadi asisten laboratorium.
Ketika aku duduk di akhir semester 4, aku bersama
teman - teman mulai mencari informasi penerimaan asisten atau staf Gunadarma.
Begitu mengetahui Laboratorium iLab membuka penerimaan asisten, aku dan dua
orang teman sekelas yaitu Niken dan Suci mencoba melamar menjadi asisten di
iLab. Syarat menjadi asisten iLab, ipk terakhir minimal harus 3.00. Kami
membuat lamaran dan menyerahkan ke iLab di kampus H. Setelah beberapa hari kami
mendapat telepon untuk mengikuti seleksi asisten iLab. Pada hari-H yang
mendebarkan kami mengikuti seleksi berbasis komputer. Kami disediakan jenis
soal Tes Pengetahuan Akademik dan diberi waktu pengerjaan sekian menit (aku
lupa berapa jumlah soal nya dan berapa lama waktunya). Tes yang 2 jam rasanya
seperti 24 jam begitu sulit, aku dan dua orang teman ku tidak mengerti
soal-soal yang kami kerjakan. Mungkin karena kami baru semester 4 mau semester
5, hehe. Kami bertiga tidak ada yang tahu pengumuman tes selanjutnya melalui
apa. Hingga salah satu dari temanku yaitu Suci mendapat telepon dan dinyatakan
lolos tes tahap 1. Kecewa dan sedih rasanya tidak lolos tes. Apalagi mengingat
aku sudah mengorbankan diri untuk tidak ikut sepupu ku yang liburan ke malang -
bali karena mengikuti tes tahap pertama yang ternyata tidak lolos. Teman ku
Niken pun merasakan kecewa dan sedih. Tetapi aku dan Niken senang karena Suci
bisa lolos tes tahap 1. Dari kira - kira 150 orang yang ikut tes tahap 1 kira -
kira hanya 75 orang yang lolos tes tahap 1. Suci pun mengikuti tes tahap 2
yaitu tes pemrograman. Setelah selesai tes, Suci tidak yakin apa dirinya akan
lolos sebab tes yang ini lebih sulit dari tes sebelumnya. Benar saja,
pengumuman tes melalui website menyatakan Suci tidak lolos karena tidak ada
nama Suci di website tersebut. Kecewa dan sedih lah kami bertiga.
Tetapi aku tidak patah semangat. Aku dan teman -
teman ku tetap mencari informasi lowogan asisten dan staf Gunadarma. Kemudian
aku mendapat informasi bahwa bagian Barcode Gunadarma sedang membuka lowongan
staf Barcode. Mungkin masih ada yang belum tahu bagian Barcode itu apa. Bagian
Barcode merupakan bagian yang melakukan input absensi kehadiran mahasiswa dan
absensi kehadiran dosen Gunadarma. Bagian barcode melakukan input absen dengan
media komputer atau laptop. Syarat menjadi staf Bacode ipk minimal harus 3.00.
Kali ini aku dan teman - teman ku diantaranya Nanda (teman tingkat 1 ku), Suci,
Agnes, Omega, dan Zulfa (teman kelas ku) mencoba melamar menjadi staf Barcode.
Kami membuat lamaran dan meletakkannya di loket kampus D. Beberapa hari
kemudian kami mengikut tes tahap pertama yaitu tes tertulis yang berupa tes
kemampuan dasar dan tes pengetahuan akademik. Jumlah soal 50 pilihan ganda
dikerjakan secara tertulis biasa. Soal - soal nya lumayan sulit, ada soal
hitungan dan soal pengetahuan umum. Kami sangat lega setelah mengerjakan tes
tersebut. Beberapa hari kemudian, kami diberi kabar melalui sms bahwa kami
semua lolos tes tahap 1 dan bisa melanjutkan tes tahap 2 yaitu tes wawancara
(interview). Rasanya senang sekali perjuangan mengerjakan soal - soal tidak sia
- sia. Hari yang kami nanti pun tiba. Kami bersama - sama mengikuti interview
dengan rasa gugup. Gugup karena dipanggil satu - satu ke dalam ruangan dan
harus menjawab pertanyaan - pertanyaan penguji. Setelah beberapa hari kemudian,
pengumuman tes dilakukan melalui sms lagi. Hanya 2 orang teman ku yaitu Agnes
dan Zulfa yang mendapat sms. Itu artinya aku tidak lolos (lagi). Lagi - lagi
aku merasa kecewa dan sedih tetapi yang sekarang sangat kecewa. Padahal hanya
tinggal selangkah lagi tetapi apa daya Allah mungkin masih ingin aku berjuang
dan aku percaya Allah akan memberikan yang terbaik buat aku. Untuk staf Bacode
peminat nya sangat banyak, mungkin ada 200 orang yang melamar tetapi yang benar
- benar diterima hanya 30-an saja.
Rasanya aku mulai putus asa. Tetapi aku masih
penasaran dan tekad ku menjadi asisten atau staf Gunadarma memang lebih kuat
dari rasa putus asa ku. Aku mencari informasi lowongan asisten atau staf lagi.
Aku mendapat informasi staf bagian pendaftaran kursus dan workshop sedang
membuka lowongan. Syarat menjadi staf bagian pendaftaran kursus dan workshop
ipk terakhir minimal harus 3.00. Aku dan teman ku Nanda membuat lamaran untuk
lowongan tersebut. Pengumuman waktu tes akan diumumkan melalui telepon.
Sambil menunggu pengumuman waktu tes, aku mencari
informasi lowongan asisten atau staf Gunadarma yang lain. aku mendapat
informasi dari teman bahwa Laboratorium Fisika Dasar sedang membuka lowongan
asisten. Aku dan Nanda pun nekat membuat lamaran disaat kami sedang menunggu
pengumuman waktu (panggilan) tes di staf bagian pendaftaran kursus dan
workshop. Syarat menjadi asisten Laboratirum Fisika Dasar ipk terakhir minimal
harus 2.75 (ini lebih rendah dibanding asisten atau staf di bagian lain). Rasanya
aku sangat nekat melamar menjadi asisten Laboratorium Fisika Dasar. Karena aku
tidak begitu suka dengan Fisika malah cenderung malas dengan hitungan Fisika.
Ditambah lagi untuk mengikuti tes tahap 1 yaitu tes tertulis harus punya
kalkulator scientific untuk mengerjakannya. Kalkulator scientific ku sudah lama
rusak sejak SMA lebih tepatnya. Aku dilema apa harus membeli kalkulator baru,
memperbaiki kalkulator ku yang rusak atau pinjam kalkulator teman. Akhirnya aku
memilih pinjam kalkulator teman karena pikir ku ini kan baru tes kalau beli
harus mengeluarkan uang, kalau nanti aku lolos sih gapapa tapi kalo tidak lolos
kan sedih juga, ditambah ada rasa trauma karena sebelumnya aku sudah 2 kali
daftar asisten atau staf Gunadarma dan kedua - duanya tidak lolos. Aku pinjam
kalkulator temanku yang bernama Zulfa (temanku yang sudah keterima di staf
Barcode).
Hari yang mendebarkan pun tiba, aku dan Nanda
mengikuti tes tahap 1. Sangat kebetulan ketika di Laboratorium Fisika Dasar aku
bertemu dengan salah satu teman SMA ku bernama Fahda. Fahda juga melamar
menjadi asisten Laboratorium Fisika Dasar. Aku menyempatkan diri untuk
berbincang dengan Fahda sebentar sebelum tes dimulai. Ketika tes dimulai, kami
disuguhi soal Fisika sebanyak 50 pilihan ganda dan beberapa soal essay (kira -
kira ada 10 essay). Rasanya pusing mengerjakan soal Fisika sebanyak itu
ditambah bonus ruangan Fisika yang dingin membuat aku makin gugup. Pengumuman
tes tahap 1 diumumkan melalui sms dan ditempel di dinding Laboratorium Fisika
Dasar. Setelah beberapa hari, aku dan Nanda mendapat sms bahwa kami lolos tes
tahap 1. Rasanya senang bukan kepayang. Aku yang tidak belajar serius ketika
hendak mengikuti tes dan bermodalkan kalkulator pinjam bisa lolos tes. Sungguh
Allah maha baik pada umat Nya yang mau berusaha dan berdoa. Tetapi sayangnya,
teman SMA ku Fahda tidak lolos tes tahap 1. Selanjutnya aku dan Nanda
dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan asisten atau dalam istilah lainnya
trainning. Aku senang karena di Laboratorium Fisika Dasar hanya ada 1 kali tes
saja, setelah itu tinggal mengikuti pelatihan saja.
Ketika hari pertama mengikuti pelatihan, aku dan
Nanda mendapat kabar melalui sms dari bagian staf pendaftaran kursus dan
workshop yang sebelumnya kami lamar untuk mengikuti tes wawancara (interview).
Kaget rasanya ketika sudah hampir dinyatakan resmi menjadi asisten Laboratorium
Fisika Dasar, kami malah mendapat kabar dari bagian pendaftaran kursus dan
workshop. Bingung rasanya harus pilih mana, tetap mengikuti pelatihan asisten
Laboratorium Fisika Dasar atau mengikuti interview di bagian staf pendaftaran
kursus dan workshop. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk tetap mengikuti
pelatihan asisten Laboratorium Fisika Dasar. Karena kami pikir, sebulan lebih
kamu menunggu sama sekali tidak ada kabar dari bagian staf pendaftaran kursus
dan workshop. Lagipula di Laboratorium Fisika Dasar kami sudah hampir resmi
menjadi asisten, sedangkan di bagian staf pendaftaran kursus dan workshop baru
akan tes interview belum tentu lolos.
Perjuangan saya tidak berhenti sampai disitu saja, sebelumnya
aku dan Nanda sudah terlanjur mendaftar kursus Database di kampus H. Dan
ternyata jadwal kursus kami dengan jadwal pelatihan asisten waktunya bersamaan
(bentrok). Kami dibuat kualahan karena bentrok jadwal itu. Setiap hari selama
seminggu kami mengikuti keduanya. Pagi - siang hari aku dan Nanda ikut
pelatihan asisten lalu siang - sore harinya kami ikut kursus. Untungnya
keduanya dilaksanakan di kampus H sehingga kami tidak perlu repot ke kampus
lain. Kepala Laboratorium Bapak Jonifan dan para asisten senior pun memaklumi posisi kami sehingga kami
diperbolehkan ikut pelatihan hanya setengah hari saja. Selama pelatihan kami
diwajibkan memahami semua modul yang ada di Laboratorium Fisika Dasar dan ada
ujian yang harus kami ikuti. Ujian pelatihan berupa ujian mengajar praktikum
Fisika Dasar. Kami harus memperagakan alat – alat dan mengajar didepan asisten
senior. Sangat gugup rasanya karena aku seorang yang pemalu dan pendiam,
terlebih ketika berhadapan dengan orang yang belum terlalu aku kenal. Tetapi
karena niat awalnya melamar asisten ingin mencari pengalaman baru selain kuliah
biasa, aku pun harus bisa mengikuti ujian ini. Setelah ujian selesai, kami
dinyatakan resmi menjadi asisten Laboratorium Fisika Dasar. Pada ujian ini
tidak ada pengurangan lagi, artinya semua yang mengikuti pelatihan dan ujian
serta tidak pernah absen selama kegiatan tersebut sudah pasti menjadi asisten.
Aku sangat senang akhirnya setelah perjuangan panjang aku bisa menjadi asisten
di salah satu Laboratorium Gunadarma. Yang lebih membuat ku senang karena aku
bisa mendapatkan penghasilan sendiri walaupun tidak seberapa tetapi setidaknya
bisa membuat Ibu bangga. Aku sangat bersyukur pada Allah yang telah mengabulkan
tekad dan doa ku menjadi asisten laboratorium di kampus. Tidak lupa juga aku berterima kasih pada
temanku Zulfa yang telah meminjamkan kalkulatornya ketika aku tes tertulis.
sunggu menginspirasi kak ceritanya :)
BalasHapus