Teori
orGanisasi umum
Komunikasi dalam Organisasi
KELOMPOK 4
Agnes Sekar Mahardika (10113329)
Devin Pasya (12113504)
M Aditya Rahman (15113109)
Natanael (16113348)
Shinta Janati Mirawanti (18113452)
Yogy Maulana Ferry (19113479)
Dosen
Ira Phajar Lestari, SE, MM
2 KA 07
SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nyalah kami Dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “Komunikasi dalam Organisasi”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari Teori Organisasi Umum.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah
ini.Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta sumbangsih positif bagi kita semua.
Depok, 07 Oktober 2014
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Proses Komunikasi
2.2
Unsur-unsur Komunikasi
2.3
Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi
2.4
Klasifikasi dan Media Komunikasi dalam Organisasi
2.5
Gaya Komunikasi dalam Organisas
2.6
Sasaran dan Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
2.7
Cara Mengatasi hambatan Komunikasi
2.8
Contoh Kasus
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia harus saling berinteraksi dalam
kehidupannya dan salah satunya dengan cara berkomunikasi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok
ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah
penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan
bawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan
bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan
adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita
pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Kerjasamatersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan
dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Komunikasi organisasi itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiranpesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasitertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhierarkis antara yang satu
dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi
melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
definisi komunikasi?
2. Apa
saja unsur-unsur dalam Komunikasi?
3. Bagaimana
pentingnya komunikasi dalam organisasi?
4. Apa
saja klasifikasi dan Media Komunikasi dalam Organisasi?
5. Apa
saja sasaran dan hambatan komunikasi dalam organisasi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Agar
mengetahui arti dari komunikasi
2. Agar
dapat mengetahui manfaat komunikasi dalam organisasi
3. Agar
mengetahui unsur-unsur komunikasi dalam organisasi
4. Agar
dapat menyebutkan macam-macam komunikasi yang dapat terjadi dalam organisasi
5. Agar
dapat menjelaskan klasifikasi komunikasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN PROSES
KOMUNIKASI
Istilah komunikasi (Bahasa Inggris:
Communication) mempunyai banyak arti,istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin,yaitu communis,yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah
menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan
informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian komunikasikan suatu
informasi harus ditetapkan terlebih dahulu suatu dasar tutuj temu yang sama.
Pengertian
Komunikasi menurut para Ahli
Komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media).
Komunikasi adalah alat dimana warga masyarakat dapat berpartisipasi
dalam demokrasi
Komunikasi
adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar membantu penerima pesan membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang
serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Seorang
ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah
kalimat bahwa “communication is the
process by which a system is established, maintained and altered by means of
shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu
proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa
sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian
informasi dari suatu pihak kepada lain pihak untuk mendapatkan saling
pengertian. Dari definisi tersebut terkandung dua pengertian,yaitu proses dan
informasi. Proses merupakan suatu rangkaian daripada langkah-langkah yang harus
dilalui dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Rangkaian model proses komunikasi
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap
penciptaan gagasan
2. Tahap
penyusunan gagasan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda sandi
3. Tahap
pengiriman
4. Tahap
penerimaan
5. Tahap
menginterpretasikan gagasan atau pesan yang diterima
6. Tahap
pemberian tanggapan
2.2 UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI
Menurut
Charles E. Redfield komunikasi mengandung 5 unsur yaitu:
1. Komunikator,
yaitu member berita yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara,pengirim
berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan
berita dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau
menyiarkan
3. Berita-berita
yang disampaikan, dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran
4. Komunikan
yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain
orang yang menerima berita
5. Tanggapan
atau reaksi dalam bentuk jawaban atau reaksi
2.3
PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Yang dimaksud
dengan komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide
diantara para anggota organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Masalah komunikasi dalam organisasi menyangkut
dua segi,yaitu masalah komunikasi itu sendiri dan masalah organisasi, misalnya
masalah pengambilan keputusan, pelimpahan wewenang, pengawasan, susunan
organisasi dan sebagainya. Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan
segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat
berjalan dengan baik. Pentingnya komunikasi dalam organisasi sebab menimbulkan
pengaruh yang besar, diantaranya :
1) Menimbulkan
rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara:
a) Para
bawahan dengan atasan/pimpinan.
b) Bawahan
dengan bawahan.
c) Atasan
dengan atasan.
d) Pegawai
dengan organisasi/lembaga yang bersangkutan.
2) Meningkatkan
kegairahan kerja para pegawai.
3) Meningkatkan
moral dan disiplin para pegawai.
4) Semua
jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya sehingga
akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien.
5) Semua
pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan,
yang telah diterapkan oleh pimpinan organisasi.
6) Semua
informasi, keterangan-keteranganb yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat
dengann cepat dan tepat diperoleh.
7) Meningkatkan
rasa tanggung jawab semua pegawai.
8) Menimbulkan
saling pengertian di antara pegawai
9) Meningkatkan
kerja sama (team work) di antara para pegawai.
10) Meningkatkan
semangat korp atau esprit de corp di kalangan para pegawai
2.4
KLASIFIKASI DAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi dalam
organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari segi
peninjauannya.
Dari
segi sifatnya, dapat dibedakan menjadi:
·
Komunikasi
Lisan
Komunikasi
lisan ialah komunikasi yang melalui ucapan kata-kata atau kalimat, melalui apa
yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Arti suatu kata atau kalimat dapat
diperjelas melalu tinggi rendahnya nada suara, perubahan nada suara,
keras-tidaknya suara. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kominikasi lisan secara langsung dan komunikasin lisan secara tidak langsung.
1) Komunikasi
lisan secara langsung adalah komunikasi yang tidak dipisahkan dengan
jarak, jadi sifatnya tatap muka (face to
face communication). Contohnya adalah wawancara, ceramah, rapat, simpsium,
lokakarya, sarasehan, dan lain sebagainya.
2) Komunikasi
lisan secara tidak langsung adalah komunikasi lisan yang dipisahkan oleh jarak
(tidak tatap muka).
3) Komunikasi
non-verbal adalah komunikasi yang melalui berbagai isyarat atau signal
non-verbal. Media yang dipergunakan adalah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi
badan. Yang disebut bahasa badan (language body) ialah yang menyatakan sikap
dan perasaan seseorang, misalnya dengan cara sebagai berikut:
a) Mimik,
yaitu tidak dengan kata, tidak dengan diam,
tetapi dengan gerak air muka. Misalnya muka merah member tanda orang
yang bersangkutan sedang marah.
b) Panto
mimik, yaitu dengan gerak anggota badan, misalnya dengan menggelengkan kepala.
c) Mimik
dan pato mimik merupakan kombinasi antara gerak air muka dengan gerak anggota
badan.
·
Komunikasi
Tertulis
Komunikasi
tertulis atau tercetak adalah komunikasi mempergunakan rangkaian kata-kata atau
kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang
dapat dimengerti oleh pihak lain.
Dari
segi arahnya, dapat dibedakan menjadi:
·
Komunikasi
Ke Atas
Komunikasi
ke atas (upward communication) adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan
ke atasan, atau dari suatu organisasi yang lebih rendah dengan organisasi yang
lebih tinggi. Jadi komunikasi ke atas
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi personifikasi dan dari sisi
ketatalembagaan.
·
Komunikasi
Ke Bawah
Komunikasi
ke bawah disebeut dengan istilah downward communication. Dilihat dari
personifikasinya, komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari
pimpinan ke bawahan. Dilihat dari segi ketatalembagaan, komunikasi ke bawah
adalah komunikasi yang berlangsung dari satuan organisasi yang lebih tinggi
kepada satuan-satuan organisasi yang ada di bawahnya. Dilihat dari saluran
wewenang maka komunikasi ke bawah mengalir dari hirarki wewenang yang lebih
tinggi ke hirarki wewenang yang lebih rendah, dan mengalir melalui saluran
rental komando. Hal ini merupakan kebalikan dari komunikasi ke atas.
·
Komunikasi
Diagonal Ke Bawah
Dilihat
dari personifikasinya komunikasi diagonal ke bawah adalah komunikasi yang
berlangsung dari seorang pimpinan dengan pejabat atau pimpinan yang lebih
rendah. Pimpinan tersebut bukan merupakan atasannya (baik lansgung maupun tidak
langsung) dan bawahan atau pimpinan yang lebih rendah itu bukan merupakan
bawahan atau anak buahnya(baik langsung maupun tidak langsung), jadi antara
atasan dan bawahan tersebut tidak ada hubungan hirarki tetapi hanya merupakan
hubungan kerja. Dan dilihat dari segi ketatalembagaan komunikasi diagonal ke
bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari satuan organisasi yang lebih
tinggi dengan satuan organisasi yang lebih rendah.
·
Komunikasi
Diagonal Ke Atas
Dilihat
dari segi personifikasinya komunikasi diagonal ke atas adalah komunikasi yang
berlangsung antara pejabat yang lebih rendah (bawahan) dengan pejabat atau
pimpinan yang lebih tinggi. Dilihat dari segi ketatalembagaan komunikasi
diagonal ke atas adalah komunikasi yang berlangsung antara satuan organisasi
yang lebih rendah dengan satuan-satuan organisasi yang lebih tinggi.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi diagonal (ke atas maupun ke bawah)
adalah komunikasi antara pejabat-pejabat atau unit-unit yang berbeda tingkatan
(level) dan wewenangnya baik secara fungsional ada hubungannya maupun secara
fungsional tidak ada hubungannya.
·
Komunikasi
Horisontal
Dilihat
dari segi personifikasinya komunikasi horizontal adalah komunikasi antara
pimpinan atau pejabat yang setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya
komunikasi antara Kepala Biro dengan Kepala Biro, Kepala Bgian dengan Kepala
Bagian, Kepala Seksi dengan Kepala Seksi.
Dari
segi ketatalembagaan komunikasi horizontal adalah komunikasi antar satuan
organisasi yang setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya Biro Hukum dengan
Biro Kepegawaian, Bagian Keuangan dengan Bagian Pengadaan, Seksi Pol Kendaraan
dengan Seksi Keamanan.
·
Komunikasi
Satu Arah
Komunikasi
satu arah (one way communication) adalah komunikasi yang tidak mendapat respon
dari pihak penerima informasi (komunikan). Disini komunikan bisa sengaja tidak
memberi tanggapan atau komunikator yang tidak memberikan kesempatan lawan
bicaranya untuk memberikan tanggapan. Contohnya : komunikasi antara seorang
atasan dengan para bawahannya yang berupa perintah. Komunikasi ini sering
menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakjelasan yang menyebabkan pertentangan.
·
Komunikasi
Dua Arah
Komunikasi
dua arah (two ways communication) merupakan komunikasi yang berlangsung secara
timbal balik. Komunikator dan komunikan saling memberikan tanggapan sehingga
terjadi kesinambungan antara kedua belah pihak dan terhindar dari
kesalahpahaman.
Dari segi lawannya,
dapat dibedakan menjadi:
·
Komunikasi
Satu Lawan Satu
Komunikasi
satu lawan satu adalah komunikasi antar-pribadi atau antar individu dengan
individu. Contohnya komunikasi antara seorang pimpinan dengan seorang pimpinan
lain dalam suatu perusahaan.
·
Komunikasi
Satu Lawan Banyak
Komunikasi
satu lawan banyak merupakan komunikai antar seseorang dengan beberapa orang
dalam suatu kelompok. Contohnya disini komunikasi antara seorang dosen dengan
mahasiswanya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
·
Komunikasi
Banyak Lawan Satu
Komunikasi
banyak lawan satu adalah komunikasi antara kelompok dengan seseorang. Contohnya
adalah komunikasi antara beberapa karyawan dengan seorang pimpinan perusahaan
pada saat berdemo meminta kenaikan gaji.
·
Komunikasi
Kelompok Lawan Kelompok
Komunikasi
kelompok lawan kelompok adalah komunikasi antara sekelompok pegawai/karyawan
dengan kelompok pegawai/karyawan yang lain. Contohnya seperti komunikasi antara
sekelompok karyawan pada divisi keuangan dengan sekelompok karyawan pada divisi
pengadaan barang.
Menurut
keresmiannya dapat dibedakan menjadi:
·
Komunikasi
Formal
Komunikasi
formal merupakan komunikasi yang terjadi antara para anggota organisasi yang
secara tegas diatur dan ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi formal
bersumber dari perintah-perintah resmi sehingga memiliki sanksi yang resmi.
Komunikasi formal dapat berlangsung dari atas ke bawah, bawah ke atas dan
secara horisontal.
·
Komunikasi
Informal
Komunikasi
informal adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tetapi tidak
direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi ini
bersifat tidak resmi dan terjadi melalui informasi dari mulut ke mulut saja
sehingga terkadang kurang objektif kebenarannya.
Tabel Media Saluran
Informasi
Saluran
Media Informasi
|
Arus Komunikasi
|
Tertulis
|
Lisan
|
Ke Bawah
|
·
Buku
Pedoman
·
Uraian
Tugas/Job Description
·
Bulletin
·
Papan
Pengumuman
·
Poster
·
Memo/Nota
Dalam
·
Surat
dari pimpinan
·
Laporan
Tahunan
·
Mekanisme
penyusunan anggaran
|
·
Telepon
·
Interkom/Interpon
·
Tatap
Muka
·
Exit
Interview
|
Ke
Atas
|
·
Kotak
Saran
·
Suggestion
Plan
·
Grievance
Pocedure (untuk mengetahui keinginan pegawai)
·
Mekanisme
Penyusunan Anggaran
|
·
Telepon
·
Interkom/Interpon
·
Tatap
Muka
·
Exit
Interview
·
Kebijaksanaan
Pintu Terbuka (open door policy)
|
Horisontal
|
·
Memo/Nota
Dalam
·
Edaran
·
Pengumuman
·
Poster
·
Tembusan
Surat-surat
|
·
Telepon
·
Interkom/Interpon
·
Tatap
Muka
|
Diagonal
|
·
Memo/Nota
Dalam
·
Edaran
·
Pengumuman
·
Tembusan
Surat-surat
|
·
Telepon
·
Interkom/Interpon
·
Tatap
Muka
|
2.5 GAYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
2. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini,
tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang
demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian
style of communication ini
ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
3. The Structuring Style
Gaya
komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender)
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan
jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan
prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang
efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The
dynamic style of communication ini
sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga (salesmen atausaleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya
komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan
mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul
jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada
keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
2.6 SASARAN DAN
HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Yang di maksud dengan sasaran dalam
organisasi adalah berbagai hasil yang ingin di capai dalam proses komunikasi.
Hasil yang ingin di peroleh dalam proses komunikasi tergantung dari arah
komunikasi dalam organisasi itu. Di samping itu sasaran komunikasi dalam
organisasi juga dapat ditentukan oleh saluran media yang dipergunakan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
sasaran komunikasi ke bawah adalah agar setiap perintah, instruksi, nasihat,
pengarahan, bimbingan, pedoman kerja, uraian tugas yang diberikan oleh pimpinan
dapat diterima, dimengerti dan dipahami oleh para bawahan sehingga dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Melalui komunikasi ke atas diharapkan
setiap saran, ide-ide, pendapat, keluhan dari para bawahan dapat diterima dan
memperoleh tanggapan yang positif dari pimpinan sehingga dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan bagi pimpinan dalam menetapkan suatu kebijaksanaan (policy
making) atau dalam pengambilan keputusan (decision making).
Komunikasi horisontal pada dasarnya
bersifat hubungan kerja dengan saling menerima dan mengirim (tukar-menukar)
informasi. Komunikasi horisontal diharapkan akan tercipta kesatuan pandangan,
persepsi, cara atau pola pikir serta kesatuan gerak sehingga tercipta hubungan
yang serasi dan harmonis. Hambatan komunikasi dalam organisasi dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu diantaranya :
HAMBATAN YANG BERSIFAT
TEKNIS
Hambatan
yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti:
1) Kurangnya
sarana dan peranan yang diperlukan dalam proses komunikasi
Keterbatasan fasilitas
dan peralatan komunikasi di masa lalu merupakan penyebab utama timbulnya
hambatan komunikasi. Akan tetapi, dewasa ini dengan kemajuan teknologi
telekomunikasi yang ditandai dengan semakin sempurnanya alat-alat
telekomunikasi (telex,radio,telephone,televisi,facsimile,komputer elektronik
dan lain sebagainya) maka segala macam informasi dapat disampaikan dengan
cepat. Dengan semakin sempurnanya alat telekomunikasi tersebut maka hambatan
yang di sebabkan oleh sarana dan prasarana telah dapat di atasi.
2) Penguasaan
teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai, dan
Yang dimaksud dengan
teknik ialah cara yang dianggap tepat untuk mengerjakan sesuatu dan merupakan
kecakapan yang dimiliki oleh orang yang memiliki keahlian tertentu. Teknik
komunikasi ialah keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan
informasi kepada pihak lain sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima
dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi.
3) Kondisi
fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi.
Kondisi fisik dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
–
Keadaan fisik yang berhubungan dengan
keadaan fisik manusianya,
–
Kondisi fisik yang berhubungan dengan
waktu atau situasi/keadaan,
–
Kondisi fisik yang berhubungan dengan
keadaan peralatan atau sarana komunikasi.
HAMBATAN SEMANTIK
Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan
kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap
bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses
komunikasi. Misalnya istilah dancuk bagi arek-arek surabaya. Istilah ini
merupakan sesuatu yg biasa, bahkan menunjukkan keakraban. Tetapi bagi daerah
lain, istilah itu berarti sebaliknya, merupakan umpatan atau cercaan.
HAMBATAN PERILAKU
Hambatan
perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan, adalah hambatan yang disebabkan
berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan.
Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk, seperti :
·
Pandangan
yang Sifatnya Apriori
Apabila
dalam proses komunikasi masing-masing pihak (antara komunikator dengan pihak
komunikan) mempunyaI pandangan yang negatif, saling curiga, maka komunikasi
tidak akan berhasil. Dalam komunikasi dituntut adanya pengertian bersama
(common experience) antara kedua belah pihak
·
Prasangka
yang didasarkan kepada emosi
Prasangka
merupakan pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum
mengetahui (menyaksikan,menyelidiki) sendiri atas sesuatu tersebut. Prasangka
buruk disebabkan oleh berbagai hal, misalnya ada rasa iri hati, sentimen dan
lain-lain.
·
Suasana
Otoriter
Suasana
yang otoriter terutama disebabkan oleh pemimpin yang otoriter.
Ide-ide,saran-saran,gagasan-gagasan dari para bawahan kurang mendapat
perhatian, bahkan kadang-kadang para bawahan sama sekali tidak diberi
kesempatan untuk mengemukakannya. Suasana yang otoriter akan menciptakan
hubungan yang terlalu formal sehingga hubungan menjadi kaku yang menimbulkan
dampak negatif, seperti kurang adanya rasa kesetiakawanan dan kurang adanya
loyalitas diantara para pegawai.
·
Ketidakmauan
Untuk Berubah
Hambatan
yang sering timbul dalam organisasi ialah adanya pegawai/pejabat yang tidak mau
menerima perubahan metode kerja karena menganggap metode kerja yang lama adalah
metode kerja yang sudah baik dan mudah. Ketidakmauan untuk menerima metode
kerja yang baru dapat dipandang sebagai kegagalan pimpinan dalam melakukan
komunikasi dengan para bawahan. Pimpinan dipandang tidak berhasil memberikan
pengertian kepada para bawahan terhadap pentingnya perubahan metode kerja.
·
Sifat
yang Egosentris
Sifat
yang egosentris adalah sifat yang mementingkan diri sendiri, kurang
memperhatikan kepentingan orang lain. Pegawai yang mempunyai sifat egosentris
biasanya kurang pandai menjalin kerjasama dengan pegawai lain karena pegawai
tersebut kurang berkomunikasi.
2.7 CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada
orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua
iklim komunikasi dua arah.
2. Kenali si penerima berita
a) Bagaimana latar belakang pendidikannya,
b) Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c) Sejauh mana minat dan perasaanya
3. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan
baik-baik : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan
2.8 CONTOH KASUS
Buruknya
Komunikasi PDIP-Demokrat Akibatkan Pilkada Langsung, Kalah
Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan
Susilo Bambang Yudhoyono Presiden mempunyai waktu kurang dari 23 hari untuk
memperbaiki rumusan pilkada langsung melalui MK. Jika hanya menolak menandatangani UU pilkada yang
telah disahkan dalam rapat paripurna DPR, itu tidak akan ada pengaruhnya,
karena dalam Undang-Undang disebutkan selama 30 hari jika Presiden menolak
menandatangani RUU yang disahkan menjadi UU maka UU itu tetap sah dan harus
dijalankan. Mahfud menilai lolosnya UU
pilkada, akibat kesalahan elit PDIP dan partai Demokrat. Meskipun sama sama
memperjuangkan pilkada langsung tapi tidak diikuti dengan komunikasi politik
yang baik, sehingga mempersulit diri sendiri. "Sikap koalisi merah putih yang solid, harus menjadi pelajaran bagi
partai pendukung pilkada langsung," kata Mahfud. Sementara Nurhayati Assegaf ketua fraksi Demokrat DPR
RI menyatakan heran, kenapa partainya yang menjadi sasaran tembak, sedang
koalisi merah putih dibiarkan tidur nyenyak.
SBY dan Partai Demokrat jelas mendukung pilkada
langsung dengan perbaikan. Apa yang salah sehingga Demokrat dan SBY yang dianggap
menjadi sumber masalah," tanya Nurhayati. Saat ini hanya ada satu pintu masuk bagi pemerintah untuk mempertahankan
pilkada langsung dengan perbaikan, yaitu melalui uji materi di MK.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia merupakan mahkluk monodualisme
yaitu manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Dengan kordatnya
sebagai mahkluk sosial, maka manusia pasti membutuhkan manusia lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi baik kepada individu lain maupun kepada suatu
kelompok atau organisasi. Dalam menjalankan sosialisasinya manusia membutuhkan
komunikasi yang baik dan benar. Komunikasi itu sendiri merupakan proses
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain untuk mendapatkan saling
pengertian. Dan untuk mendapatkan pengertian yang sama dalam organisasi maka
dalam mengkomunikasikan suatu informasi harus di tetapkan terlebih dahulu suatu
dasar titik temu yang sama.
Organisasi pada umunya terdiri dari
pimpinan serta para anggota organisasi. Suatu organisasi akan berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan apabila komunikasi pada setiap anggota ini dapat
berjalan dengan semestinya. Tidak hanya setiap anggota saja akan tetapi
pemimpin suatu kelompok berkewajiban
untuk selalu menjaga komunikasi dengan bawahannya. Komunikasi dapat diterapkan
dan berjalan dengan baik dalam suatu organisasi apabila pemimpin suatu
organisasi bisa dan mau mendengar saran, insfirasi dan pendapat dari anggota
kelompok, saling tukar informasi sebih banyak lebih baik serta tepat waktu,
kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin maupun seorang
pribadi, bawahan maupun anggota membutuhkan kepastian peraturan –peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan, seorang
pemimpin tidak harus memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya terhadap
bawahannya, serta setiap organisasi harus menyediakan saluran komunikasi.
Apabila semua kontek diatas terpenuhi maka komunikasi dalam organisasi akan
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
3.2 SARAN
Kita sebagai pelajar atau mahasiswa
wajib belajar berkomunikasi yang baik dan benar karena kalau tidak dimulai dari
sekarang akan mengalami banyak kerugian di masa yang akan datang. Diharapkan
pelajaran komunikasi tidak hanya dipelajari di luar kelas saja tetapi masuk ke
pelajaran formal, supaya nantinya dalam terjun ke masyarakat, pemerintahan, dan
dunia kerja kita sudah mempunyai skill dimana kita bisa berkomunikasi secara
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Drs.
Ig. Wursanto, 2002, Dasar - Dasar Ilmu
Organisasi, Andi Yogyakarta